“PENGHANTAR
MENUJU RUMAH ALLAH “
Sekitar tiga tahun yang lalu
tepatnya pada tahun 2009 , aku pulang
kembali untuk ketanah air . Selesai menunaikan ibadah Haji yang begitu
aku Damba-dambakan dan sangat ku impikan sejak aku berumur 18 tahun . dengan
usaha kerja keras ku dan hanya dari hasil keringatku yang halal lagi toyibah
aku mengumpulkan uang sedikit demisedikit menyisihkan untuk impianku naik haji
dan mencium semerbak wewangian dari
Baitullah ( Ka’bah ) dan melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh di
rumah Suci Allah . Kedua orang tua ku sudah lama meninggalkan aku sejak aku
kecil aku hidup sebatang kara , saudara-saudaraku jauh meraka merantau ke
desa-desa untuk memperbaiki taraf kehidupan . Aku tinggal di gubuk peninggalan
orang tuaku di daerah Mangga Besar , namun begitu aku sangat mencintai rumahku
, karna di dalamnya tersimpan begitu banyak kenangan yang selalu mengingatkan
aku untuk tidak lupa mengumandangkan doa-doa dan sejuta harapan untuknya . Aku
begitu merindukan kedua orang tuaku , aku sangat merindukan hangatnya belaian kasih
sayang dari mereka .
Air mataku berderai seiring dengan
tangis sedu ketika menatap foto-foto yang terpajang pada dinding-dinding rumahku
, aku sangat merindukanmu ayah ,ibu ..
termenung dalam lamunanku , ingin ku capai asa ku untuk bertemu denganmu , seandai
engakau masih menemaniku di waktu ini ingin rasanya aku bercerita tentang
sejuta harapan dan impianku itu padamu . kudekap tubuhmu merajut senda gurau
untuk menghiburmu , dalam setiap langkahku itu pastilah ku menyimpan segala
nasihatmu untuk melanjutkan hidupku . Sesungguhnya jika kedua orang tuaku masih
berada di dunia ini aku sangat ingin memberi hadiah Naik Haji untuknya . Namun
apalah daya aku hanya bisa terus berdoa untuk ketenangan mereka di alam sana .
Aku gunakan waktu demi waktuku
untuk terus berusaha maju dan bekerja keras untuk mengumpulkan pundi-pundi uang
agar aku dapat menunaikan ibadah Haji . Tak kusangka tabunganku di sebuah bank
sudah cukup banyak , itupun aku menunggunya dari tahun ketahun untuk terus
berikhtiar agar dapat mengunjungi rumah
indah mu ya Allah , “saldo di tabunganku apakah sudah cukup untuk membiayai
diriku Naik haji “? Ku tanyakan pada
pihak bagian bank ..
Alhmdulillah ternyata Allah memang
mengizinkan aku untuk mengunjungi rumah-Nya , dengan segeralah aku mengurus
segala perlengkapan yang di butuhkan . setelah semuanya selesai , tanggal keberangkatan
Haji pun sudah di depan mata , tak sabar ku menantikannya . Sesampainya di
baitullah aku langsung sujud syukur atas segala ketakjubanku untuk apa yang
telah dia karuniakan mengizinkan aku melihat keindahan rumahnya . untuk segala
keselamatan yang dia limpahkan untukku . Air mataku berderai , Air mata itu
membasahi pipiku terasa sangat dingin , sungguh dingin ! .
Cuaca hari itu cukup panas , sang
mentari bersinar sehingga menghangatkan punggungku . subhanallah ini adalah
suatu berkah yang berlimpah kuterima . berlanjut untuk mengikuti segala
peraturan dan proses nya menunaikan ibadah haji , di sana kuperbanyak
sholat-sholat sunahku , dan ketika aku akan mengitari hajar aswat aku brdoa untuk kedua orang tuaku , ku lantunkan doa-doa hanya untuk mereka , dan
aku sangat ingin bertemu mereka , aku sangat merindukan nya , dalam doaku “ ya
Allah jika eng-Kau mengizinkan maka izinkanlah aku untuk bertemu kedua orang
tuaku dan menatap wajah nya ingin sekali aku merasakan belain tangannya pada
kepalaku” amiiinnn ..
Aku lanjutkan mengitari hajar ashwatnay , dan pada
putaran ketiga “Subhanallah “ Allah mengabulkan Do’a ku , aku bertemu kedua
orang tuaku mereka menyapaku dengan bahasa
kasih yang begitu lembut lagi menghangatkan , tak
terbendung lagi air mata ini mengalir deras ingin rasanya kupeluk mereka ,
tidak kusangka saat aku memejamkan mata dan kubuka mata ini yang seedang
berlinang air mata perlahan demi perlahan berharap yang kulihat bukanlah hanya
halusinasiku semata , dan dengan seketika terasa ada yang memeluku begitu erat
, kubuka mata aku telah berada pada pelukan dua insan manusia yang menyerupai
wujud ayah dan ibuku , takuasa aku berdiri , lemas pada lututku rasanya lutut
itu ingin terlepas dari persendian karena begitu takjub dengan apa yang aku
alami , mereka benar mengusapkan tangan mereka pada kepalaku dengan lembut dan
penuh kasih sayang , rasanya aku ingin terus berada pada pelukan itu , dan
hingga kini masih terasa kehangatannya , masih dapat kucium aroma kain ihromnya
semerbak wangi bunga melati yang masih segar merekah . Sayangnya itu terjadi
tidak lama saat aku memalingkan kepalaku untuk melihat rombonganku aku
tersontak kaget !! sesosok itu telah pergi dan tak tampak hingga tak terlihat
lagi . Aku bergegas untuk mencari rombonganku dan melanjutkan hajar ashwatku .
Keesokan
harinya di saat aku ingin menjalani proses haji yang lainnya , perutku terasa
sangat lapar , namun persediaan makanan ku tertinggal di tempat penginapanku ,
aku tidak membawa uang sama sekali , aku terus berjalan walau sedikit lemas dan
tertatih langkahku , seorang yang
mempunyai tubuh besar lagi tinggi postur tubuhnya berdiri di sampingku tidak
kusangka dia memberiku roti dan persediaan air minumnya untukku , aku tidak
mengenalnya namun dia begitu baik padaku , dan terherannya tanpa aku
berkata-kata seolah dia mengetahui apa yang sedang aku rasakan , subhanallah..
tidaklah lupa aku terus bersujud syukur dan terus bersyukur atas segala yang
telah Allah berikan padaku . aku teringat pada saat di tanah air aku sempat
memberi makan anak jalanan pada beberapa
waktu yang lalu sebelum akun menunaikan ibadah haji ini . Jika aku telah kembali ketanah air aku akan
terus saling berbagi dari segala apa yang aku nikmati , ujarku mengucapkan
janji di rumah Allah . Alhmdulillah keberadaanku di tanah suci begitu banyak
pelajaran yang dapat bermanfaat dalam hidupku dan menambah rasa ke-Imananku
terhadapnya untuk tetap menjalankan perintahnya tepat waktu .
Setelah Kepulanganku dari Baitullah
seminggu yang lalu , dan subhanallah saat malam hari Bpk .H. Saefudin datang
mengunjungiku dan beliau memintaku untuk membantunya mengurus sebuah Yayasan
Pesantren yang saat ini di pimpinnya , beliau adlah guru ngajiku sampai saat
ini , aku begitu bahagia mendpatkan amanah sebuah kepercayaan untun bergabung
dalam organisasi yayasan yang begitu ingin aku belajar saat umurku 19 th yang
lalu . Dan kini aku tidaklah lagi seoarang diri , hidupku kini begitu penuh
warna dan cerita , tak kurasakan lagi apa itu kesunyian di saat aku terlelah
pulang bekerja dan menangis saat mengingat almarhum kedua orang tuaku . Aku
kini sudah tinggal di yayasan milik pak Haji dan membantu beliau mengajar dan
mengatur segala keuangan yayasan tercinta ini .
KESIMPULAN
Bapak Haji Jamal adalah seorang
yang gigih dalam mewujudkan impiannya , dari masa mudanya ia bekerja keras dan
terus berikhtiar untuk mencapi sebuah keberhasilan . Doa-doa yang begitu cepat
di ijabah tidaklah luput dari segala kejujuran dan segala amalan baik yang ia
kerjakan dengan sungguh-sungguh . ketika beliau merindukan kedua orang tuanya
maka Allah tunjukan segala kekuasaannya yang begitu maha sempurna , maka dari
itu teruslah kita berdoa dan berikhtiar untuk menuju hidup yang takan sia-sia
dan bermanfaaaat lagi menjadi suatu panutan untuk orang banyak . Haji Jamal
dengan kesederhanaannya dan kedermawanannya untuk selalu memberikan nikmat yang
dia rasakan lagi tak luput dari segala syukur yang ercurah dari lantunan
doa-doanya .