Powered By Blogger

Kamis, 21 Maret 2013

LORONG GELAP


LORONG GELAP




Saat aku melawati lorong gelap itu,
Lorong di suatu perumahan dekat rumahku.
Hati ini seakan bergejolak tak dapat ungkapkan,
bulu kuduku seakan berdiri oleh pekatnya kegelapan itu.
Suara jangkrik pada malam itu menembah aku semakin takut...
Angin bertuip kencang seakan jilbab yang ku kenakan seakan mau terbang ..
Kupercepat langkahku , hingga aku sampai di ujung jalan ,
kutemukan setitik cahaya lampu yang memberiku perasaan tenang ...
tanpa berfikir akupun langsung menghampiri .
karna sangat takut kegelapan .

kulihat seorang kakek membawa lampu petromak yang terlihat sudah usang, namun cahaya nya bagaikan kehidupan, mata itu menatapku tajam , tubuh rentahnya di topang tongkat yang ia gunakan.
Namun....
Aku sangat terkejut , kakek itu berkata dan menyapaku “ Cu,,,mau kemana malam-malam seperti ini ada di luar ?”
Lalu aku tersenyum , sentak akupun menjawab “ baru pulang ngaji kek,mau pulang kerumah . kakek mau kemana , kok sendirian ?”
Si kakek menjawabnya “ mau menghirup udara segar saja Cu.”
Akupun tersenyum dan bergumam dalam hati “ huh, ternyata kegelapan itu akibat mati lampu..

Si kakek menawarkan untuk mengantarkanku pulang sampai rumah.
                                               
Dan malam itu aku sudah salah menilai, dan kini dapat ku mengerti .
Melihat seseorang tak dapat dilihat dari penampilanya , dan kegelapan bukanlah suatu yang untuk di takuti....




By : Suci Prahatini

“PENGHANTAR MENUJU RUMAH ALLAH “





“PENGHANTAR MENUJU RUMAH ALLAH “

Sekitar tiga tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2009 , aku pulang  kembali untuk ketanah air . Selesai menunaikan ibadah Haji yang begitu aku Damba-dambakan dan sangat ku impikan sejak aku berumur 18 tahun . dengan usaha kerja keras ku dan hanya dari hasil keringatku yang halal lagi toyibah aku mengumpulkan uang sedikit demisedikit menyisihkan untuk impianku naik haji dan mencium semerbak wewangian dari  Baitullah ( Ka’bah ) dan melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh di rumah Suci Allah . Kedua orang tua ku sudah lama meninggalkan aku sejak aku kecil aku hidup sebatang kara , saudara-saudaraku jauh meraka merantau ke desa-desa untuk memperbaiki taraf kehidupan . Aku tinggal di gubuk peninggalan orang tuaku di daerah Mangga Besar , namun begitu aku sangat mencintai rumahku , karna di dalamnya tersimpan begitu banyak kenangan yang selalu mengingatkan aku untuk tidak lupa mengumandangkan doa-doa dan sejuta harapan untuknya . Aku begitu merindukan kedua orang tuaku , aku sangat merindukan hangatnya belaian kasih sayang dari mereka .
Air mataku berderai seiring dengan tangis sedu ketika menatap foto-foto yang terpajang pada dinding-dinding rumahku , aku sangat merindukanmu ayah ,ibu ..
termenung dalam lamunanku , ingin ku capai asa ku untuk bertemu denganmu , seandai engakau masih menemaniku di waktu ini ingin rasanya aku bercerita tentang sejuta harapan dan impianku itu padamu . kudekap tubuhmu merajut senda gurau untuk menghiburmu , dalam setiap langkahku itu pastilah ku menyimpan segala nasihatmu untuk melanjutkan hidupku . Sesungguhnya jika kedua orang tuaku masih berada di dunia ini aku sangat ingin memberi hadiah Naik Haji untuknya . Namun apalah daya aku hanya bisa terus berdoa untuk ketenangan mereka di alam sana .
Aku gunakan waktu demi waktuku untuk terus berusaha maju dan bekerja keras untuk mengumpulkan pundi-pundi uang agar aku dapat menunaikan ibadah Haji . Tak kusangka tabunganku di sebuah bank sudah cukup banyak , itupun aku menunggunya dari tahun ketahun untuk terus berikhtiar agar dapat  mengunjungi rumah indah mu ya Allah , “saldo di tabunganku apakah sudah cukup untuk membiayai diriku Naik haji “?  Ku tanyakan pada pihak bagian bank ..
Alhmdulillah ternyata Allah memang mengizinkan aku untuk mengunjungi rumah-Nya , dengan segeralah aku mengurus segala perlengkapan yang di butuhkan . setelah semuanya selesai , tanggal keberangkatan Haji pun sudah di depan mata , tak sabar ku menantikannya . Sesampainya di baitullah aku langsung sujud syukur atas segala ketakjubanku untuk apa yang telah dia karuniakan mengizinkan aku melihat keindahan rumahnya . untuk segala keselamatan yang dia limpahkan untukku . Air mataku berderai , Air mata itu membasahi pipiku terasa sangat dingin , sungguh dingin ! .
Cuaca hari itu cukup panas , sang mentari bersinar sehingga menghangatkan punggungku . subhanallah ini adalah suatu berkah yang berlimpah kuterima . berlanjut untuk mengikuti segala peraturan dan proses nya menunaikan ibadah haji , di sana kuperbanyak sholat-sholat sunahku , dan ketika aku akan mengitari hajar aswat  aku brdoa untuk kedua orang tuaku ,  ku lantunkan doa-doa hanya untuk mereka , dan aku sangat ingin bertemu mereka , aku sangat merindukan nya , dalam doaku “ ya Allah jika eng-Kau mengizinkan maka izinkanlah aku untuk bertemu kedua orang tuaku dan menatap wajah nya ingin sekali aku merasakan belain tangannya pada kepalaku” amiiinnn ..
Aku lanjutkan mengitari hajar ashwatnay , dan pada putaran ketiga “Subhanallah “ Allah mengabulkan Do’a ku , aku bertemu kedua orang tuaku mereka menyapaku dengan bahasa
kasih yang begitu lembut lagi menghangatkan , tak terbendung lagi air mata ini mengalir deras ingin rasanya kupeluk mereka , tidak kusangka saat aku memejamkan mata dan kubuka mata ini yang seedang berlinang air mata perlahan demi perlahan berharap yang kulihat bukanlah hanya halusinasiku semata , dan dengan seketika terasa ada yang memeluku begitu erat , kubuka mata aku telah berada pada pelukan dua insan manusia yang menyerupai wujud ayah dan ibuku , takuasa aku berdiri , lemas pada lututku rasanya lutut itu ingin terlepas dari persendian karena begitu takjub dengan apa yang aku alami , mereka benar mengusapkan tangan mereka pada kepalaku dengan lembut dan penuh kasih sayang , rasanya aku ingin terus berada pada pelukan itu , dan hingga kini masih terasa kehangatannya , masih dapat kucium aroma kain ihromnya semerbak wangi bunga melati yang masih segar merekah . Sayangnya itu terjadi tidak lama saat aku memalingkan kepalaku untuk melihat rombonganku aku tersontak kaget !! sesosok itu telah pergi dan tak tampak hingga tak terlihat lagi . Aku bergegas untuk mencari rombonganku dan melanjutkan hajar ashwatku .
            Keesokan harinya di saat aku ingin menjalani proses haji yang lainnya , perutku terasa sangat lapar , namun persediaan makanan ku tertinggal di tempat penginapanku , aku tidak membawa uang sama sekali , aku terus berjalan walau sedikit lemas dan tertatih langkahku  , seorang yang mempunyai tubuh besar lagi tinggi postur tubuhnya berdiri di sampingku tidak kusangka dia memberiku roti dan persediaan air minumnya untukku , aku tidak mengenalnya namun dia begitu baik padaku , dan terherannya tanpa aku berkata-kata seolah dia mengetahui apa yang sedang aku rasakan , subhanallah.. tidaklah lupa aku terus bersujud syukur dan terus bersyukur atas segala yang telah Allah berikan padaku . aku teringat pada saat di tanah air aku sempat memberi makan anak jalanan  pada beberapa waktu yang lalu sebelum akun menunaikan ibadah haji ini .  Jika aku telah kembali ketanah air aku akan terus saling berbagi dari segala apa yang aku nikmati , ujarku mengucapkan janji di rumah Allah . Alhmdulillah keberadaanku di tanah suci begitu banyak pelajaran yang dapat bermanfaat dalam hidupku dan menambah rasa ke-Imananku terhadapnya untuk tetap menjalankan perintahnya tepat waktu .
Setelah Kepulanganku dari Baitullah seminggu yang lalu , dan subhanallah saat malam hari Bpk .H. Saefudin datang mengunjungiku dan beliau memintaku untuk membantunya mengurus sebuah Yayasan Pesantren yang saat ini di pimpinnya , beliau adlah guru ngajiku sampai saat ini , aku begitu bahagia mendpatkan amanah sebuah kepercayaan untun bergabung dalam organisasi yayasan yang begitu ingin aku belajar saat umurku 19 th yang lalu . Dan kini aku tidaklah lagi seoarang diri , hidupku kini begitu penuh warna dan cerita , tak kurasakan lagi apa itu kesunyian di saat aku terlelah pulang bekerja dan menangis saat mengingat almarhum kedua orang tuaku . Aku kini sudah tinggal di yayasan milik pak Haji dan membantu beliau mengajar dan mengatur segala keuangan yayasan tercinta ini .


KESIMPULAN
Bapak Haji Jamal adalah seorang yang gigih dalam mewujudkan impiannya , dari masa mudanya ia bekerja keras dan terus berikhtiar untuk mencapi sebuah keberhasilan . Doa-doa yang begitu cepat di ijabah tidaklah luput dari segala kejujuran dan segala amalan baik yang ia kerjakan dengan sungguh-sungguh . ketika beliau merindukan kedua orang tuanya maka Allah tunjukan segala kekuasaannya yang begitu maha sempurna , maka dari itu teruslah kita berdoa dan berikhtiar untuk menuju hidup yang takan sia-sia dan bermanfaaaat lagi menjadi suatu panutan untuk orang banyak . Haji Jamal dengan kesederhanaannya dan kedermawanannya untuk selalu memberikan nikmat yang dia rasakan lagi tak luput dari segala syukur yang ercurah dari lantunan doa-doanya .