MAKALAH BAHASA INDONESIA
PARAGRAF DALAM BAHASA INDONESIA
NAMA : SUCI PRAHATINI
JURUSAN : TARBIYAH ( K I )
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
“PUBLISISTIK
THAWALIB “ JAKARTA
Jl. Keramat
II No.13 Kwitang ,
Jakarta
Pusat
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup
baik. Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat
mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat
melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait
antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraph dengan
baik dan benar sesuai dengan kaedakaedahnya.
2. Batasan Masalah
1.
mengetahui pengertian paragraph
2.
Syarat-syarat dalam membuat suatu paragraph
3.pembagian
paragraph menurut jenisnya
4.
mengembangkan suatu paragraph
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraph. Dapat
mengetahui macam-macam paragraf dan dapat mengembangkan suatu paragraph dengan
baik dan benar.Jadi dengan penulisan makalah ini kita dapat melatih kita dalam
membuat suatu paragraf yang baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu
paragraph.
Kata
pengantar
Bismillahirrahmanirrahiim
Sgala
puji bagi Allah swt , Rabb semesta alam .
Tiada
daya dan kekuatan selain dirinya , salawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Rasulullah Muhammad saw beserta keluarga , sahabat dan orang-orang yang
mengikuti hingga akhir zaman .
Alhmdulillah , atas izinya , kami dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Paragraf dalam Bahasa indonesia” dengan segala kelebihan dan kekurangannya .
Tak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan yang
telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini .
Besar harapan kami agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca . Oleh karna itu , saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Wallahu
a’lam bish-shawwabah.
Billahit-taufiq
wal-hidayah.
penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat,
mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah
kalimat.
Contoh sebuah paragraf :
Sampah
selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan
berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan
yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu
seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini
mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai
kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan
pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat
dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini
terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh
sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok
permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai
topik paragraf, seperti:
a.peranan bahasa dalam kehidupan;
a.peranan bahasa dalam kehidupan;
b. penyebab
kebakaran hutan:
c. manfaat
koperasi;
d. Tragedi
Semanggi;
e. kehidupan
di ruang angkasa;
f. Trisakti
sebagai karnpus reformasi.
Topik
paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan
dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang
menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia
kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan
demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah
topik paragraf.
1. Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf
yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan
paragraf.
a) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu
pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu
ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide
pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran
paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang
menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah
ini.
Jateng
sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai
pertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga
Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota
Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan
selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu
medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh
ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang
pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
b) Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait
kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam
paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar
dari permasalahan yang dibicarakan
c) Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf,
yaitu berupa 1) ungkapan penghubung transisi, 2) kata ganti atau 3) kata kunci
(pengulangan kata yang dipentingkan).
·
Kata Transisi
Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan
hubungan / transisi.
Beberapa kata transisi
1.
Hubungan
tambahan
contoh : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula,
berikutnya, lagipula.
2.
Hubungan
pertentangan
contoh : akantetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, dll.
3.
Hubungan
perbandingan
contoh : sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehubungan dengan itu.
4.
Hubungan
akibat
contoh : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena
itu, maka, oleh sebab itu.
5.
Hubungan
tujuan
contoh : untuk itu, untuk maksud itu.
6.
Hubungan
singkatan
contoh : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain.
7.
Hubungan
waktu
contoh : sementara itu, segera setelah itu, beberapa
saat kemudian.
8.
Hubungan
tempat
contoh : berdekatan dengan itu
Bentuk paragraf
1.
Deduktif : inti
paragraf di awal paragraf
2.
Induktif : inti paragraf di kalimat
terakhir.
3.
Campuran : inti
paragraf di kalimat pertama dan terakhir.
4.
Ineratif : inti
paragraf di tengah-tengah paragraf.
Jenis-Jenis paragraf
1. PARAGRAF
NARASI
Menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi
Secara sederhana, narasi dikenal
sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi
dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi,
autobiografi, atau kisah pengalaman.
Contoh
narasi yang berupa
fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
2. PARAGRAF
DESKRIPSI
menggambarkan suatu kejadian dengan kata-kata yang merangsang indra agar realistis.
Karangan ini
berisi gambaran mengenai suatu hal / keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Ciri-ciri
deskripsi:
a.
menggambarkan atau melukiskan sesuatu
b.
penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indrea
c. membuat pembaca atau pendengar
merasakan sendiri atau mengalami sendiri
Langkah menyusun deskripsi:
1. Tentukan
objek atau tema yang akan dideskripsikan
2. Tentukan
tujuan
3.
Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
4. Menyusun
data tersebut ke dalam urutan yang baik(menyusun kerangka karangan)
5.
Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang
ditentukan
Pola
pengembangan paragraf deskripsi:
a. Paragraf Deskripsi Spasial Menggambarkan
objek kusus ruangan,benda atau tempat.
b. Paragraf Deskripsi Subjektif
Menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
c. Paragraf Deskripsi Objektif
Menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
3. PARAGRAF EKSPOSISI
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan
bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar
atau statistik.
Langkah menyusun eksposisi:
1. Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan
2. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
3. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih
4. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
4. PARAGRAF ARGUMENTASI
Berisi fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya menegaskan pendapat
penulis.
Karangan ini bertujuan membuktikan
kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.
Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini
tersebut.
Langkah menyusun argumentasi:
1. Menentukan topik/ tema Menetapkan
tujuan
2. Mengumpulkan data dari berbagai
sumber
3. Menyusun kerangka karangan sesuai
dengan topik yang dipilih
4. Mengembangkan kerangka menjadi karangan
argumentasi
5. PARAGRAF PERSUASI
berisi ajakan
untuk merubah pendapat pembaca agar sama dengan penulis.
Karangan ini bertujuan mempengaruhi
pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya
sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca
sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Langkah menyusun persuasi:
1.Menentukan topik/ tema
2.Merumuskan tujuan
3.Mengumpulkan data dari berbagai
sumber
4.Menyusun kerangka karangan
5.Mengembangkan kerangka karangan
menjadi karangan persuasi.
Pola pengembangan
1. definisi:
menjelaskan sesuatu dengan jelas dengan konjungsi (adalah, ialah, yaitu)yang
tepat agar gampang dimengerti.
2. contoh:
memberikan contoh agar mudah dipahami.
3. fungsional:
mempunyai kegunaan tertentu untuk sang penulis.
4. kausal:
menunjukkan hubungan sebab-akibat dalam suatu kejadian.
5. spasial: menulis yang berhubungan dengan tempat tertentu danmenggambarkannya
6 perbandingan: membandingkan sesuatu untuk menemukan perbedaan ataupersamaan.
7. kronologi: mempunyai catatan waktu yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA :
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/4670
Blog nya bagus Mba.... !!!!
BalasHapuskeren nich.. cuma kok dikit bgt halamannya..
BalasHapushttp://groupbands.com/
http://groupbands.com/
http://groupbands.com/
http://groupbands.com/
http://groupbands.com/
http://groupbands.com/
http://groupbands.com/